ARTIKEL MODERNISASI
NAMA : SUGIAWATI
NIM : 150141600498
Modernisasi merupakan perubahan sosial dari keadaan yang tradisional atau
pra-industri ke arah modernitas melalui transisi (peralihan). Dalam kehidupan
masyarakat tradisional dapat dikatakan bahwa seluruh masyarakat memiliki jiwa
yang tradisional. Akan tetapi, pada masyarakat peralihan terdapat masyarakat
yang memiliki jiwa berlainan, yaitu tradisional, transisi, dan telah modern
yang menyebabkan masyarakat tersebut dapat berbaur. Dengan demikian, perilaku
antarsifat-sifat masyarakat satu sama lain akan tampak sekali perbedaannya,
seperti berikut ini.
Modernisasi tidak lepas dari adanya
Globalisasi. Karena keduanya saling berkaitan satu sama lain. Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki
hubungan dengan peningkatan keterkaitan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh
dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain.
Globalisasi yakni munculnya sebuah sistem
ekonomi dan budaya global yang membuat manusia di seluruh dunia menjadi sebuah
masyarakat tunggal yang global (Cochrane dan Pain)
Sedangkan Cohen dan Kennedy berpendapat
bahawa “globalisasi adalah ‘seperangkat transformasi yang saling memperkuat’
dunia”, yang meliputi hal-hal berikut:
a.
Perubahan dalam konsep ruang dan waktu
b. Pasar dan produksi ekonomi di Negara-negara yang
berbeda.
c.
Peningkatan interaksi kultural melalui
perkembangan media massa.
d. Meningkatnya masalah bersama, misalnya:
·
Ekonomi
·
Lingkungan
·
Permasalahan lazim lainnya termasuk kesehatan
dunia
- Masyarakat yang berjiwa tradisional akan menganggap setiap perubahan dapat mendatangkan pengaruh bagi kehidupan masyarakat dan dapat menyebabkan kerugian. Setiap perubahan akan ditentang karena mereka lebih mementingkan kemampuan daerahnya dalam setiap kehidupan masyarakat.
- Masyarakat transisi akan senantiasa memperhitungkan perubahan yang datang, tetapi mereka kadangkala salah menafsirkan konsep modern sehingga setiap yang datang dan berasal dari luar (terutama berasal dari masyarakat Barat dan Eropa/Amerika) kadangkala dianggap modern.
- Masyarakat yang berjiwa modern akan menerima setiap perubahan yang bernilai positif dan menolak pengaruh yang bersikap negatif karena penting sekali bagi perkembangan kehidupan masyarakat, walaupun datangnya dari luar.
Proses
perubahan ke arah yang lebih maju dari sebelumnya yang ditunjang oleh sikap dan
perilaku masyarakat untuk menerima perubahan-perubahan tersebut merupakan suatu
proses ke arah modern yang dinamakan modernisasi. Dengan demikian, modernisasi
dapat diartikan sebagai suatu sikap pikiran yang mempunyai kecenderungan untuk
pendahuluan sesuatu yang baru daripada yang bersifat tradisi, dan satu sikap
pikiran yang hendak menyesuaikan soal-soal yang sudah menetap menjadi kebutuhan-kebutuhan
yang baru.
Modernisasi
umumnya dihubungkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
suatu kemajuan masyarakat secara positif, begitu pula masyarakat secara terbuka
menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya.
Dengan
demikian, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam modernisasi memainkan peranan
yang sangat penting di berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, manusia
sebagai pelaku modernisasi dituntut untuk selalu siap menerima
perubahan-perubahan ke arah kemajuan yang positif. Perubahan-perubahan tersebut,
misalnya:
- sikap masyarakat akan pentingnya pendidikan sekolah;
- keinginan untuk hidup lebih baik;
- adanya usaha untuk mengejar ketinggalan dari masyarakat lain;
- menghargai pendapat orang lain;
- tidak menganggap pendapatnya lebih baik daripada orang lain;
- memandang bahwa kehidupan hari esok harus lebih baik daripada hari ini; dan lain-lain.
Faktor
Pendorong dan Penghambat Modernisasi
1. Faktor
Penghambat Modernisasi
-
Perasaan takut akan disintegrasi
Perasaan
ini biasanya muncul pada masyarakat yang masih memegang teguh tradisi nenek
moyangnya, sehingga modernisasi dianggap akan merusak intergrasi atau
organisasi masyarakat yang telah ada sebelumnya.
- Kurang berkembangnya IPTEK
Masyarakat yang masih berpikiran kolot biasanya menolak adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Adanya vested interested (nilai- nilai yang telah tertanam dengan sangat kuat)
- Adanya prasangka buruk terhadap budaya luar
- Kurang berkembangnya IPTEK
Masyarakat yang masih berpikiran kolot biasanya menolak adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Adanya vested interested (nilai- nilai yang telah tertanam dengan sangat kuat)
- Adanya prasangka buruk terhadap budaya luar
-
Kurangnya hubungan dengan masyarakat luar
- Perkembangan pendidikan yang lambat
- Sikap yang kuat dari masyarakat terhadap tradisi yang dimiliki
- Rasa takut dari masyarakat jika terjadi kegoyahan (pro kemapanan)
- Cenderung menolak terhadap hal-hal baru
- Perkembangan pendidikan yang lambat
- Sikap yang kuat dari masyarakat terhadap tradisi yang dimiliki
- Rasa takut dari masyarakat jika terjadi kegoyahan (pro kemapanan)
- Cenderung menolak terhadap hal-hal baru
2.
Faktor Pendorong Modernisasi
a.
Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain
Kontak
dengan kebudayaan lain dapat Penyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu
menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan
baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan
antara budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong
pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
b.
Sistem pendidikam formal yang maju
Pendidikan
memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan
mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan
memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya
dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
c.
Sikap menghargai Hasil Karya Orang Lain
penghargaan
terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih
baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin untuk menghasilkan karya-karya lain
yang mendorong modernisasi.
d.
Sistem Terbuka Masyarakat ( Open Stratification )
Sistem terbuka
memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas
kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial
dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada
para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya dalam pengembangan
teknologi ke arah yang lebih modern.
Seringkali
dikatakan bahwa modernisasi tidaklah identik dengan westernisasi. Anggapan
tersebut timbul karena modernisasi di masyarakat Barat mempunyai akibat-akibat
yang negatif. Walau demikian, terdapat berbagai aspek modernisasi yang dapat
dinilai baik untuk pembangunan masyarakat Indonesia sehingga perlu ditiru.
Perkembangan modernisasi selanjutnya
tidak terbatas pada industrialisasi dan demokratisasi saja, tetapi menyangkut
pula barbagai bidang kehidupan lainnya yang saling berhubungan sehingga
kemajuan suatu bidang kehidupan akan diikuti oleh bidangbidang kehidupan yang
lain, seperti:
- kemajuan ilmu pengetahuan maka akan diikuti oleh teknologi;
- kemajuan material atau kebendaan yang digunakan oleh setiap manusia harus dimbangi oleh sikap mental untuk menyesuaikan diri dengan benda yang dimilikinya, jika tidak, akan dianggap sebagai orang yang ketinggalan zaman atau ketinggalan kebudayaan.
Setiap
perubahan yang terjadi di masyarakat tentu saja ada sisi baik dan sisi
buruknya. Hal ini bergantung pada masyarakat sendiri dalam menafsirkan modern.
Akan tetapi, jika kata modern ditafsirkan secara salah, akan mengakibatkan
perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan budaya atau kepribadian bangsa,
seperti meniru gaya penyanyi atau bintang film supaya dianggap modern. Padahal
modern dan tidaknya bukan dengan jalan meniru kehidupan gaya Eropa atau
Amerika, melainkan sikap dan perilaku sebagai orang modern.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Septianraha , Modernisasi dan
Globalisasi (online) http://www.slideshare.net/ / modernisasi-dan-globalisasi.blogspot.com,
diakses, 20 Maret 2014