Hari
ini adalah hari tarakhir aku melihat matamu dengan tajam. Hari terakhir aku
bisa memelukmu dalam diamku. Hari terakhir kau ada dipelukanku. Hari dimana aku
bisa menghentikan waktuku hanya denganmu. Hari dimana aku tak peduli lagi
dengan hari esok.
Seandainya
hari esok yang ku lalui begitu berat,,, Aku akan kuat. Berbekal senyum
terakhirmu yang rasanya tak kan pernah usai.
Karena
besok kau akan pergi. Tanpa bicarapun
aku tau, ini adalah saat pertama dan terakhir kita dalam perasaan yang terus
terusik. Ku biarkan saja, karena bersamamu terasa indah.
Aku
ingin marah terhadap diriku sendiri. Tutupi perasaan itu. karena dia kini ada
disini, bersamaku, tersenyum, tertawa tanpa perlu berfikir apa yang sudah
terjadi sebelum ini. Terasa tersiksa.
Lalu,
satu per satu suara dan bayangan serta senyuman-senyuman itu memudar, memudar
dan semakin pudar. Rasanya aku ingin menghukum diriku sendiri karena terlarut
padanya, setelah harapan-harapan itu nyatanya benar-benar kosong dan tak
berarti sama sekali.
Hari-haripun
ku lalui. Sepertinya aku masih memikirkan tentang dia, dia dan dia. Aku hanya
ingin agar dia tau apa yang sebenarnya ada dibenakku. Dan memang aku belum
sadar, sejak aku mulai memberikannya ruang untuk membaca hatiku, seolah-olah
dia tidak peduli lagi padaku. Akupun tak tau mengapa.
Tatapannya
berkata seolah aku cantik. Tapi dia juga cantik. Bahkan aku bukan siapa-siapa
jika dibandingkan dengan dirinya. Gadis manis yang berwajah lugu dengan
rambutnya yang terurai panjang yang tertulis berpasangan denganmu.
Sepanjang
malam akan menjadi saat terindah dengannya. Dan benar, aku memang tak layak
bersanding dengannya. Aku telah menjadi sosok yang tidak diperlukan lagi,
terdampar, tersisih, terbuang. Aku hanya selalu menjadi penggemar dalam diammu,
berlalu hanya semalam, tepatnya bukan, dan aku akan terkubur dalam ingatanmu,,,
selamanya,,,,
Aku
ditumpukkan dalam kotak “WHO LOVED ME”. Posisiku sekarang sejajar dengan seragam
anak SMA yang sengaja tergantung lama tak terpakai. Dan baju resepsi pelantikan
pengurus OSIS. Apa salahku,,,? Tidakkah ia juga bagian dari malam itu,,,?
Aku hanya
sekumpulan benang yang akan menjadi kain. Aku pernah tersenyum, meski hatiku
terluka.
Tidakkah
TUHAN menjadikannya untukku,,,?
Aku juga
pernah tertawa disaat aku berpisah dengannya. Sekali lagi, cinta tak harus
memiliki.
Kucoba
tanyakan ini padamu.
Cinta, rindu,
hasrat jiwa, sendiri, merana, sirna,,,
Kau boleh
menyentuh jemarinya. Kau boleh mencium bibirnya. Rasanya hatiku mati rasa. Meskipun
kau lebih dan lebih.
Teruskanlah,,,
Kini aku tak
mau tau, ambil dia,,,!!!
Jika itu
bisa membuatmu bahagia. Aku siap sakit hati. Sekarang kau bebas sebebas maumu.
Anggaplah aku tak melihat. Kini ku tak mau tau.