Jumat, 02 September 2016

Mencintaimu dalam diam



Hari ini adalah hari tarakhir aku melihat matamu dengan tajam. Hari terakhir aku bisa memelukmu dalam diamku. Hari terakhir kau ada dipelukanku. Hari dimana aku bisa menghentikan waktuku hanya denganmu. Hari dimana aku tak peduli lagi dengan hari esok.
Seandainya hari esok yang ku lalui begitu berat,,, Aku akan kuat. Berbekal senyum terakhirmu yang rasanya tak kan pernah usai.
Karena besok kau akan pergi. Tanpa  bicarapun aku tau, ini adalah saat pertama dan terakhir kita dalam perasaan yang terus terusik. Ku biarkan saja, karena bersamamu terasa indah.
Aku ingin marah terhadap diriku sendiri. Tutupi perasaan itu. karena dia kini ada disini, bersamaku, tersenyum, tertawa tanpa perlu berfikir apa yang sudah terjadi sebelum ini. Terasa tersiksa.
Lalu, satu per satu suara dan bayangan serta senyuman-senyuman itu memudar, memudar dan semakin pudar. Rasanya aku ingin menghukum diriku sendiri karena terlarut padanya, setelah harapan-harapan itu nyatanya benar-benar kosong dan tak berarti sama sekali.
Hari-haripun ku lalui. Sepertinya aku masih memikirkan tentang dia, dia dan dia. Aku hanya ingin agar dia tau apa yang sebenarnya ada dibenakku. Dan memang aku belum sadar, sejak aku mulai memberikannya ruang untuk membaca hatiku, seolah-olah dia tidak peduli lagi padaku. Akupun tak tau mengapa.
Tatapannya berkata seolah aku cantik. Tapi dia juga cantik. Bahkan aku bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengan dirinya. Gadis manis yang berwajah lugu dengan rambutnya yang terurai panjang yang tertulis berpasangan denganmu.
Sepanjang malam akan menjadi saat terindah dengannya. Dan benar, aku memang tak layak bersanding dengannya. Aku telah menjadi sosok yang tidak diperlukan lagi, terdampar, tersisih, terbuang. Aku hanya selalu menjadi penggemar dalam diammu, berlalu hanya semalam, tepatnya bukan, dan aku akan terkubur dalam ingatanmu,,, selamanya,,,,
Aku ditumpukkan dalam kotak “WHO LOVED ME”. Posisiku sekarang sejajar dengan seragam anak SMA yang sengaja tergantung lama tak terpakai. Dan baju resepsi pelantikan pengurus OSIS. Apa salahku,,,? Tidakkah ia juga bagian dari malam itu,,,?
Aku hanya sekumpulan benang yang akan menjadi kain. Aku pernah tersenyum, meski hatiku terluka.
Tidakkah TUHAN menjadikannya untukku,,,?
Aku juga pernah tertawa disaat aku berpisah dengannya. Sekali lagi, cinta tak harus memiliki.
Kucoba tanyakan ini padamu.
Cinta, rindu, hasrat jiwa, sendiri, merana, sirna,,,
Kau boleh menyentuh jemarinya. Kau boleh mencium bibirnya. Rasanya hatiku mati rasa. Meskipun kau lebih dan lebih.
Teruskanlah,,,
Kini aku tak mau tau, ambil dia,,,!!!
Jika itu bisa membuatmu bahagia. Aku siap sakit hati. Sekarang kau bebas sebebas maumu. Anggaplah aku tak melihat. Kini ku tak mau tau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar