Jumat, 02 September 2016

Hanya Diam



Aku…???
Siapa aku? Aku hanya peran yang melintas dan mengganggu hidupmu, namun mengagumimu. Kau bisa terus mengabaikanku. Aku sudah cukup kuat untuk membangun tiang ini untuk kau abaikan. Lagi.. Aku terlalu biasa dengan semua ini, hingga aku mampu merahasiakan perasaan ini dengan baik. Aku hanyalah seseorang yang rela kau biarkan menunggu. Yang rela bertahan dalam pengabaian. Kamu selalu menjadi yang utama bagiku. Kau selalu menjadi orang yang ku pandang, meskipun dari kejauhan. Aku tak menonjol dalam segala hal. Wajar saja kau tak menganggap kehadiranku. Terus mencintaimu dalam diam dan terus mengagumimu dalam pengabaian. Hanya karena aku tak bisa mengungkapkan, bukan berarti aku tak menyimpan perasaan yang dalam. Setidaknya, biarkan aku untuk tetap mencintaimu dalam diamku. Meski aku tau perasaan ini tak mungkin terbalaskan dan mungkin salah.
Aku mencintaimu walau dalam diam, aku selalu mengagumimu walau aku tak pernah kau pandang. Aku selalu membawa namamu dalam doa, meski kau tak sadar, ada aku yang mencintaimu disini. Selama ini aku ada didekatmu, memelukmu dalam doa. Mencintaimu dalam kebisuanku. Biarkan cinta ini tetap ada, walau terjebak dalam diam. Cinta tak harus memiliki? Kalau begitu, mencintaimu dalam diam pun bukan masalah bagiku. Apakah sosokmu nyata? Mengapa engkau begitu sempurna, meskipun jari kejauhan.??Bagiku, tak maslah jika aku harus mencintaimu dalam diam, asalkan kau masih bisa ku pandang. Itu cukup. Ada yang mendoakanmu meski kau mengabaikannya.
Ada yang merindukanmu meski kau tak tau. Itu AKU. Karena mungkin lebih baik memendam jika yang terucap hanya akan menambah jarak. Apa yang salah mencintaimu tanpa balasan? Apa yang salah dengan mencntaimu dalam diam? Hanya berani menatapmu dari kejauhan, mencintaimu dalam kebisuan, dan merindukanmu dalam airmata. Bisakah aku memintamu sekali saja untuk aku terlihat penting bahkan terlihat penting dimatamu.? Ohh tidak,, apa ini? Aku sadar, betapa tak tau dirinya aku.
Memilih untuk diam, memperhatikan dari kejauhan, bahkan mendoakanmu dalam diamku.  Cukup sederhana. Tapi kamu tau, ini sangat menyakitkan…. Aku mencintaimu walau hanya dalam diam. Aku selalu mengagumimu walau tak pernah ku ungkapkan padamu. Aku hanya pemeran yang sudah dituliskan Tuhan untuk menjagamu, tapi tak disampingmu, mencintai tapi tak selalu disisi. Bukalah matamu. Oh. Bukan mata itu. Tapi mata hatimu. Lihatlah sosok diriku yang diam-diam memperhatikanmu.
Imajinasi tetaplah imajinasi. Mimpi tetaplah mimpi. Kenyatannya kau hanyalah mimpi yang ku imajinasikan. Untuk menyentuh sedikit saja bagian dari hatimu aku tak sanggup, kurang apa aku…? Mungkin kurang tau diri. Dalam sudut hatiku menyimpan rasa. Hanya dalam sudut ruang ku memandang, biarkan aku jatuh cinta. Punggungmu begitu teduh untuk kunikmati, pelukanmu begitu hangat untuk ku resapi. Tapi apalah daya, ketika semua itu hanyalah mimpi. Mimpi yang tak pasti. Selama ini aku berharap, kau bisa mengetahui perasaanku, walau itu rasanya mustahil. Aku berusaha tanpa menjagamu, biarlah aku menyayangimu dari jauh. Bukankah hanya menggandeng tangan itu mudah,,,? Lalu apa yang sulit,,? Mengagumimu dalam diamku.? Biarkan aku memelukmu tanpa memelukmu, biarkan aku hanya mengagumimu dari jauh. Mengagumimu dari jauh, melihatmu tanpa menyentuhmu, seperti menyentuh angin yang tak pasti.
Kurang beruntungkah insan yang ku sebut “KAMU”? Walau hanya dalam diam, aku selalu bertanya tentangmu bahkan selalu merindu. Jauh dari tatapan, jauh dari pelukan, namun selalu menjadi yang terdekat untuk selalu mengatakan “RINDU…”
Tanpa kata, hanya melalui diam. Tanpa kepastian hanya melalui harapan. Dari jauh ku mengagumimu.
Kamu tau bagaimana pungguk merindukan bulan,,,,,,,,,,??? Seperti itulah aku mengagumimu dari kejauhan dan dalam diam,,




Tidak ada komentar:

Posting Komentar